S eperempat abad sudah diri ini menghirup nafas di muka bumi. mulai dari pelukan, timangan, gendongan, rangkulan, pangkuan ayah ibu semua sudah aku lakukan. dari berangkat sekolah diantar, sampai pulang sekolah berani ngantar orang, semua sudah kulakukan. kata orang usia sekarang ini usia matang untuk memulai kehidupan yang sesungguhnya. jiwa muda yang bergelora, semangat juang yang tak kunjung padam. tapi itu kata orang!! Tidak dengan diri ini, sampai saat ini saja diri ini masih berkutik dengan lamar melamar pekerjaan, ditengah lamaran pernikahan kawan-kawan. belum ada penghasilan yang tetap yang bisa menopang kehidupan keluarga kecilku kelak. Sengaja aku menulis tulisan ini agar nantinya bisa sebagai bahan renungan dan introspeksi diri, bahwasannya aku masih miskin, belum bisa buat bangga orang tua, masih suka main-main. D an apabila dibaca dikemudian hari bakal menjadi tanda bahwa ini lah tit...
Sudah tahu bahwa dia milik orang lain masih saja diperjuangkan. Apa sih yang mau dicari? Cinta? Bukan kah kamu tahu kalau dia lebih memilih Juna ketimbang dirimu? Keras sekali pikiran Pangestu pada malam itu, mungkin itulah yang dinamakan dengan galau, galau karena cinta. Dimana kita mati-matian mikirin dia, tapi dia gak mikirin kita walaupun udah mati. Semenjak putri memilih bersama Juna, terlihat sekali mereka jarang bersama layaknya pasangan yang sedang pacaran. Mungkin itu jugalah yang membuat Putri bisa jalan atau sekedar main bareng dengan temannya yang pria, maupun dengan pria yang memang sedang mengejar cintanya. Ada beberapa rekan pria, atau biasa disebut dengan fans, iya fans yang suka dengan Putri, mulai dari chat gak jelas, ajak jalan, hangout, makan bareng, kondangan, atau apapun itu asalkan bisa berdua dengan Putri. Ada satu, yang nampaknya mulai menunjukkan tajinya dengan gahar. Pada awal-awal permulaan, Pangsetu tau betul jalan cer...